Barakallahu fiikum

Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal."
(QS. Yusuf: 111)

Total Tayangan Halaman

Selasa, 27 Oktober 2009

ASY-SYAIKH ABDULLAH BIN MUHAMMAD BIN HUMAID (1329-1402 H)

BELIAU lahir di Riyadh pada bulan Ramadhan 1329 H (1908). Sejak kecil Asy-Syaikh Abdullah telah kehilangan penglihatannya. Meski begitu hal ini tidak menghalangi beliau untuk memiliki akhlak yang baik.



Asy-Syaikh Abdullah menghafal Al-Qur'an ketika masih kecil dan dilakukan sambil menuntut ilmu agama dengan penuh kesabaran. Beliau belajar kepada ulama yang ada di Riyadh dan ulama lain yang berkunjung ke Riyadh. Beliau mampu menguasai beberapa jenis pelajaran dengan baik dan kecemerlangan otak Asy-Syaikh Abdullah diakui guru-gurunya.



Diantara ulama yang pernah ditimba ilmunya oleh Asy-Syaikh Abdullah adalah Asy-Syaikh Hamad bin Faris rahimahullah (belajar Bahasa Arab dan hadits), Asy-Syaikh Sa'ad bin Hamad bin 'Athiq rahimahullah (belajar aqidah dan cabang-cabang keimanan), Asy-Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alu Asy-Syaikh rahimahullah (belajar prinsip-prinsip agama, hadits dan tafsir), Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Lathif Alu Asy-Syaikh rahimahullah dan Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Asy-Syaikh rahimahullah.



Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Asy-Syaikh kemudian menunjuk Asy-Syaikh Abdullah untuk menjadi pengajar di pendidikan dasar dan sebagai asistennya. Maka di manapun Asy-Syaikh Muhammad berada Asy-Syaikh Abdullah senantiasa menyertai.



Tahun 1357 H (1922) Raja Abdul Aziz mengangkat Asy-Syaikh Abdullah menjadi qadhi untuk wilayah Sudayr. Tahun 1363 H (1928) beliau ditunjuk menjadi qadhi untuk wilayah Buraydah dan sekitarnya. Tahun 1377 H (1942) beliau minta ijin berhenti menjadi qadhi karena ingin berkonsentrasi dalam ibadah dan mengajar.



Raja Faishal kemudian mengangkat Asy-Syaikh Abdullah untuk menjadi pengarah aktivitas keagamaan Masjidil Haram, mengajar dan juga memberi fatwa di sana. Sungguh Allah telah menjadikan umat ini memetik banyak manfaat dari keilmuan Asy-Syaikh Abdullah.



Tahun 1395 H (1974) Raja Khalid rahimahullah memilih Asy-Syaikh Abdullah menjadi Kepala Komite Qadhi Senior, menjadikan beliau sebagai anggota Lembaga Ulama Senior, Kepala Yurisprudensi (berkaitan dengan hukum-hukum Islam), dan menjadi anggota Komite Pendanaan Ar-Rabithah Al-Alam Islami.



Asy-Syaikh Abdullah wafat pada hari Rabu, 20 Dzul Qa'dah 1402 H (1981). Jenazah beliau dishalatkan di Masjidil Haram dengan dihadiri banyak kaum muslimin. Semoga Allah merahmati beliau.





Sumber: Untaian Mutiara Kehidupan Ulama Ahlus Sunnah, oleh Abu Abdillah Alercon, dll (www.fatwaonline.com), penerbit Qaulan Karima, hal. 21-22.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar