Barakallahu fiikum

Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal."
(QS. Yusuf: 111)

Total Tayangan Halaman

Senin, 19 Oktober 2009

KETELADANAN ASY-SYAIKH AL-'UTSAIMIN (3)

"Tahukah kamu siapa Asy-Syaikh itu?"

Ketika Asy-Syaikh Al-'Utsaimin pulang dari Masjidil Haram usai shalat menuju hotel, beliau menjumpai sekumpulan anak muda sedang bermain sepak bola dalam keadaan mereka belum sholat. Maka beliau pun menghentikan permainan sepak bola itu, memberi nasehat kepada mereka, dan mengingatkan mereka kepada Allah dalam keadaan mereka tidak tahu siapa beliau. Asy-Syaikh Al-'Utsaimin melarang mereka untuk meneruskan permainannya sebelum mereka sholat. Salah seorang dari mereka mendekati beliau dan dengan nada tinggi ia memaki-maki. Asy-Syaikh Al-'Utsaimin membalas kata-kata anak muda itu dengan penuh rasa cinta dan keramahan, "Engkau sebaiknya ikut saya ke hotel, kita bisa bicara di sana."
Waktu itu Asy-Syaikh Al-'Utsaimin bersama beberapa pelajar dan mereka mendorong anak muda itu untuk menuruti Asy-Syaikh Al-'Utsaimin ikut bersama beliau. Maka ia pun ikut bersama Asy-Syaikh Al-'Utsaimin ke hotel. Beberapa saat kemudian beliau meninggalkan ruangan untuk suatu keperluan. Para pelajar yang bersama Asy-Syaikh Al-'Utsaimin bertanya kepada anak muda, "Tahukah kamu siapa Syaikh itu?" Ia menjawab, "Saya tidak tahu." Mereka berkata, "Beliau adalah Asy-Syaikh Al-'Utsaimin." Mendengar jawaban itu, seketika wajah anak muda itu berubah.
Ketika Asy-Syaikh Al-'Utsaimin datang, anak muda itu menangis dan mencium kening beliau. Setelah peristiwa itu ia mengalami perubahan dan menjadi anak muda yang shaleh. (Al-Jami' li-Hayat Al-'Allammah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, hal. 41)


"...saya akan keluar untuk mendorong."

Suatu ketika Asy-Syaikh Al-Utsaimin naik sebuah mobil tua milik salah seorang temannya yang mudah mogok. Dalam perjalanan mobil itupun mogok dan Asy-Syaikh Al-'Utsaimin berkata kepada sopir mobil, "Tinggallah kamu di tempatmu, saya akan keluar untuk mendorong."
Asy-Syaikh Al-'Utsaimin keluar dari mobil dan mendorong seorang diri sampai mobil itu berjalan lagi. Kejadian ini merupakan gambaran betapa beliau rahimahullah sangat rendah hati. (Al-Jami' li-Hayat Al-'Allammah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, hal. 42)


"Subhanallah, beliau yang sudah tua lebih memilih berdiri untuk shalat."

Seorang murid Asy-Syaikh Al-'Utsaimin asal Kuwait yang telah belajar selama lima tahun dan dikenal sebagai murid yang sangat rajin menceritakan:
Saya pernah menemani Asy-Syaikh Al-'Utsaimin dalam perjalanan dari Unaizah menuju Riyadh dan kemudian dilanjutkan ke Mekkah untuk umrah. Usai menunaikan umrah, semua anggota rombongan minta ijin kepada Asy-Syaikh Al-'Utsaimin untuk istirahat karena kelelahan setelah melakukan perjalanan panjang yang dilanjutkan dengan umrah pada hari yang sama.
Salah seorang anggota rombongan bernama Asy-Syaikh Hamad menceritakan bahwa dirinya terbangun di tengah malam dan mendapati Asy-Syaikh Al-'Utsaimin sedang shalat. Ia berkata, "Subhanallah, saya yang masih muda memilih tidur sementara beliau yang sudah tua lebih memilih berdiri untuk sholat."
Maka ia pun bangkit untuk mengambil wudhu dan ikut shalat bersama Asy-Syaikh Al-'Utsaimin. Dia berusaha keras untuk melawan rasa kantuknya, namun akhirnya ia tidak bisa bertahan dan pergi tidur meninggalkan Asy-Syaikh Al-'Utsaimin shalat sendirian. (Al-Jami' li-Hayat Al-'Allammah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, hal. 39)


"Asy-Syaikh Al-'Utsaimin, Asy-Syaikh Al-'Utsaimin, Asy-Syaikh Al-'Utsaimin...!"

Seorang anggota Pusat Dakwah dan Bimbingan kota Jeddah menuturkan bahwa selama musim haji tahun 1416 H, dia mendampingi Asy-Syaikh Al-'Utsaimin melakukan dakwah kepada para jamaah haji di Bandara King Abdul Aziz.
Serombongan jamaah haji dari Rusia datang dan Asy-Syaikh Al-'Utsaimin bermaksud hendak memberikan beberap patah kata pada mereka (berdakwah). Beliau menjelaskan bahwa nanti akan ada penerjemah yang akan menyampaikan perkataan beliau. Pimpinan jamaah haji itu mengatur anggotanya (untuk mendengarkan ceramah) tanpa ia mengetahui bahwa yang berceramah adalah Asy-Syaikh Al-'Utsaimin.
Setelah ceramah Asy-Syaikh Al-'Utsaimin selesai, pimpinan rombongan bertanya siapa orang yang baru berceramah tadi. Dia diberi tahu bahwa beliau adalah Asy-Syaikh Al-'Utsaimin. Seketika ia berlari menuju Asy-Syaikh Al-'Utsaimin dan mencium kening beliau sambil menangis. Dia kemudian mengambil mikrofon dan mengumumkan bahwa orang yang baru saja berceramah adalah Asy-Syaikh Al-'Utsaimin. Mendengar pengumuman itu para jamaah haji itu pun terkejut dan banyak yang histeris (karena sangat bahagia). Dalam keadaan itu kepala rombongan terus-menerus berseru, "Asy-Syaikh Al-'Utsaimin, Asy-Syaikh Al-'Utsaimin, Asy-Syaikh Al-'Utsaimin...!"
Para jamaah haji itu mendatangi Asy-Syaikh Al-'Utsaimin, memberi salam dan mencium kening beliau. Kepala rombongan berkata, "Ini adalah murid-murid anda wahai Syaikh. Mereka dulu mempelajari buku-buku anda di tempat persembunyian di bawah tanah ketika masa pemerintahan komunis." (Al-Jami' li-Hayat Al-'Allammah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, hal. 38)


"Kembalikan mobil itu kepada Pangeran..."

Abdullah bin Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin (putra beliau) berkisah:
Suatu ketika Pangeran Abdullah bin Abdul Aziz Alu Su'ud, gubernur Qashim, memberi hadiah kepada Asy-Syaikh Al-'Utsaimin sebuah mobil baru. Ketika pulang ke rumah, beliau melihat sebuah mobil diparkir di depan rumah dan beliau pun diberi tahu tentang mobil itu. Mobil itu tetap di luar rumah sampai lima hari tanpa dipakai oleh Asy-Syaikh Al-'Utsaimin. Beliau akhirnya berkata kepada putranya, Abdullah, "Kembalikan mobil itu kepada Pangeran dan ucapkan terima kasih atas kemurahan hatinya. Beritahu dia bahwa saya tidak membutuhkannya."
Maka mobil itupun dikembalikan kepada Pangeran Abdullah, sementara Asy-Syaikh Al-'Utsaimin tetap mengendarai mobilnya yang sudah tua dan murah. Sampai meninggal beliau masih tetap memiliki mobil yang sama. (Al-Jami' li-Hayat Al-'Allammah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, hal. 23)


Sumber: Untaian Mutiara Kehidupan Ulama Ahlus Sunnah, oleh Abu Abdillah Alercon, dll (www.fatwaonline.com), penerbit Qaulan Karima, hal. 106-110.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar