Barakallahu fiikum

Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal."
(QS. Yusuf: 111)

Total Tayangan Halaman

Senin, 19 Oktober 2009

KETELADANAN ASY-SYAIKH AL-'UTSAIMIN (2)

Menghapal Al-Qur'an dalam Waktu Enam Bulan

Asy-Syaikh Ibrahim bin Hamad Al-Jutaili, seseorang yang telah mengenal Asy-Syaikh Al-'Utsaimin selama 45 tahun dan telah belajar kepada beliau selama 20 tahun bercerita:
Beliau mampu menghapal Al-Qur'an dalam waktu 6 bulan di bawah bimbingan gurunya Asy-Syaikh Ali bin Abdullah Asy-Syuhaitan. (Ad-Durr Ats-Tsamin fi Tarjamti Faqihil Ummah Al-'Allammah bin 'Utsaimin, hal. 23)

Catatan: Berdasar cerita ini maka menjadi jelas bahwa Asy-Syaikh Al-'Utsaimin tidak menghapal Al-Qur'an di bawah bimbingan kakeknya, Abdurrahman bin Sulaiman Al-Damigh, sebagaimana yang banyak diketahui. Kepada kakeknya itu beliau semata hanya belajar membaca Al-Qur'an, sementara untuk menghapalnya beliau dibimbing oleh Asy-Syaikh Asy-Syuhaitan.


Tetap Shalat Malam Meski Kelelahan

Muhammad bin 'Abdil Jawwad As-Sawi mengisahkan:
Suatu ketika Asy-Syaikh Al-'Utsaimin diundang oleh suatu lembaga amal di Jeddah. Acara yang beliau hadiri itu ternyata sangat panjang, sampai mendekati jam satu malam dimana kebiasaan beliau adalah beristirahat pada waktu demikian. Terlihat sekali beliau mengalami kelelahan dan mengantuk. Kami akhirnya pulang dan mengantar Asy-Syaikh Al-'Utsaimin ke rumah, sementara kami sudah tidak bisa lagi menahan kantuk.
Ketika hari masih malam, yaitu sekitar jam 03.30, setelah kami tertidur selama kurang lebih dua jam, saya mendengar suara Asy-Syaikh Al-'Utsaimin yang sedang sholat dalam keadaan beliau baru saja kelelahan dan kurang tidur, namun beliau tetap menyempatkan untuk melakukan shalat malam. (Safahat Mushriqah min Hayat Al-Imam Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin, hal. 73)


Tidak Kenal dengan Asy-Syaikh Al-'Utsaimin

Abdullah bin 'Ali Al-Matawwu' menceritakan bahwa ia pernah menemani perjalanan Asy-Syaikh Al-'Utsaimin dari Unaizah menuju Al-Bada'i yang jaraknya sekitar 15 km untuk memenuhi undangan acara makan siang.
Setelah acara selesai, dalam perjalanan pulang rombongan Asy-Syaikh Al-'Utsaimin menjumpai seorang laki-laki yang memiliki jenggot berwarna merah dan dengan pandangan bersahabat ia melambaikan tangan ke mobil kami. Asy-Syaikh Al-'Utsaimin berkata, "Pelan-pelan, kita akan ajak dia bersama kita."
Asy-Syaikh Al-'Utsaimin kemudian berkata, "Hendak pergi kemana anda?" Laki-laki itu menjawab, "Bolehkah saya menumpang sampai ke Unaizah?" Asy-Syaikh Al-'Utsaimin berkata, "Boleh, tapi dengan dua syarat, pertama anda tidak boleh merokok dan kedua anda harus selalu mengingat Allah." Ia menjawab, "Saya adalah laki-laki yang tidak merokok. Saya tadinya menumpang kepada seorang laki-laki yang merokok, maka saya minta turun di sini. Sedangkan untuk mengingat Allah, maka tidaklah ada seorang muslim pun kecuali ia pasti mengingat Allah." Maka laki-laki itu pun masuk ke dalam mobil.
Selama perjalanan laki-laki tersebut sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya sedang bersama rombongan Asy-Syaikh Al-'Utsaimin. Ketika sampai di Unaizah, laki-laki itu berkata, "Tolong tunjukkan saya di mana rumah Asy-Syaikh Al-'Utsaimin, saya memiliki beberapa permasalahan yang ingin saya tanyakan pada beliau."
Asy-Syaikh Al-'Utsaimin berkata, "Mengapa anda tidak bertanya kepada beliau saat di Bada'i?" Ia menjawab, "Saya tidak bertemu dengan beliau." Asy-Syaikh Al-'Utsaimin berkata, "Saya melihat anda berbicara dan memberi salam kepada beliau." Laki-laki itu berkata, "Anda pasti bercanda." Asy-Syaikh Al-'Utsaimin tersenyum dan berkata, "Kerjakanlah shalat Ashar di masjid jami' Unaizah, maka anda akan bertemu dengannya." Orang itu berlalu tanpa mengetahui bahwa ia baru saja berbicara dengan Asy-Syaikh Al-'Utsaimin.
Usai shalat Ashar, laki-laki itu melihat seorang Syaikh di arah depan usai mengimami shalat. Laki-laki itu bertanya tentang Asy-Syaikh tersebut dan diberi tahu bahwa beliau adalah Asy-Syaikh Al-'Utsaimin. Maka laki-laki itupun mendekati Asy-Syaikh Al-'Utsaimin dan meminta maaf karena tidak mengenali beliau sebelumnya. Kemudian ia mengajukan beberapa pertanyaan dan Asy-Syaikh pun menjawabnya. Laki-laki itu sangat senang dan mengucapkan terima kasih kepada Asy-Syaikh Al-'Utsaimin. (Al-Jami' li-Hayat Al-'Allammah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, hal. 38)


Sumber: Untaian Mutiara Kehidupan Ulama Ahlus Sunnah, oleh Abu Abdillah Alercon, dll (www.fatwaonline.com), penerbit Qaulan Karima, hal. 104-106.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar