Barakallahu fiikum

Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal."
(QS. Yusuf: 111)

Total Tayangan Halaman

Selasa, 13 Oktober 2009

KETELADANAN DARI ASY-SYAIKH IBN BAZ (4)

Nasehat untuk Pendidik Kaum Wanita

Dr. Muhammad bin Sa'ad Asy-Syuwai'ir mengisahkan:
Ketika saya dipilih untuk bertugas di lembaga pendidikan bagi kaum wanita, saya pergi ke Madinah untuk beberapa keperluan. Ketika di sana, saya sempatkan untuk mengunjungi Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz di Universitas Islam Madinah. Saya sampaikan salam saya dan kemudian beliau memberi beberapa nasehat dan arahan kepada saya. Beliau meminta agar saya menjalankan amanah yang saya emban dengan sebaik-baiknya (yaitu memberi pendidikan kepada kaum wanita), agar saya menjaga mereka dan urusan mereka. (Mawaqif Madhiah fi Hayat Al-Imam 'Abdul 'Aziz bin Baz, hal. 28)


"Inilah jalan yang saya tempuh ketika berhadapan dengan raja maupun bukan."

Asy-Syaikh Abdullah bin Shaleh Al-'Ubaylan menceritakan:
Suatu ketika dalam sebuah pertemuan yang cukup besar, saya mengajukan pertanyaan kepada Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz:
"Ada beberapa ulama yang memiliki perbedaan pendapat dengan anda, namun mereka semua tetap mencintai anda. Kami ingin tahu apa yang menyebabkan hal ini. Mengapa Allah melimpahkan kepada anda karunia berupa sesuatu yang menyebabkan tumbuhnya perasaan cinta di hati mereka kepada anda?"

Maka beliau menjawab:
"Aku tidak tahu apapun kecuali bahwa -Alhamdulillah- saat saya mengetahui kebenaran semenjak saya muda maka saya merasa terpanggil (untuk memeganginya). Saya berusaha untuk bersabar terhadap apapun yang menimpa saya sebagai konsekuensi dari sikap saya itu. Saya tidak membenci siapapun dan tidak pula memuji siapapun (yakni sesama makhluk) atas akibat yang menimpa saya. Saya hanya ingin menyampaikan kebenaran dan bersabar terhadap apa yang menimpa saya. Jika ia diterima, maka pujian itu hanya milik Allah. Begitupun bila ditolak, maka pujian itu juga tetap milik Allah. Inilah jalan yang saya pegangi semampu saya, baik dalam ucapan maupun tulisan. Siapa yang menerima maka ia akan menerimanya dan siapa yang menolak maka ia akan menolaknya. Selama saya di atas kebenaran, selama itu pula saya akan menyuarakannya.

Bagi orang-orang yang memiliki perbedaan dengan saya, maka saya katakan, bagi mereka ijtihad mereka. Allah akan memberi balasan dua kepada seorang mujtahid bila ia benar dan akan memberi balasan satu bila ia salah. Maka saya tidak tahu (alasan lain) kecuali hal ini -bahwa saya menyeru kepada kebenaran sesuai dengan kemampuan saya. Alhamdulillah, dan saya pun berusaha untuk menyampaikannya baik secara lisan maupun tindakan. Saya pun tidak pernah memvonis dan tidak pernah pula membuat sakit hati (tersinggung). Bila saya telah menyampaikan, maka saya berdoa semoga Allah memberi kemudahan dan petunjuk kepadanya. Inilah jalan yang saya tempuh ketika berhadapan dengan raja maupun bukan raja." (Mawaqif Madhiah fi Hayat Al-Imam 'Abdul 'Aziz bin Baz, hal. 25)


Bacalah Al-Qur'an Setiap Hari

Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad bin Dawud menceritakan:
Saya pernah berjalan bersama Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz dari Jami' Al-Imam Turki bin Abdullah menuju rumah beliau. Beliau bertanya tentang bacaan Al-Qur'an saya. Saya jawab bahwa saya membacanya dari waktu ke waktu, namun tidak punya waktu khusus yang banyak dimana saya bisa membacanya setiap hari. Maka beliau menasehatkan agar saya membaca Al-Qur'an setiap hari, meskipun jumlahnya sedikit. Ini karena siapa saja yang membaca ayat Al-Qur'an meskipun hanya sedikit namun dilakukan setiap hari, maka ia nantinya akan menyelesaikannya. Sebaliknya, siapapun yang tidak membacanya setiap hari meski dia mampu menyelesaikan bacaan Al-Qur-an dalam waktu singkat (hanya dalam beberapa bulan), maka ia bisa kehilangan hapalannya. Beliau kemudian memberi contoh, "Seseorang yang membaca satu juz setiap hari, maka ia akan mengkhatamkan bacaannya selama sebulan. Begitu pula dengan yang membaca dua juz setiap hari, maka ia akan menyelesaikannya dalam 15 hari, begitu seterusnya." (Mawaqif Madhiah fi Hayat Al-Imam 'Abdul 'Aziz bin Baz, hal. 25)


Sumber: Untaian Mutiara Kehidupan Ulama Ahlus Sunnah, oleh Abu Abdillah Alercon, dll (www.fatwaonline.com), penerbit Qaulan Karima, hal. 32-34.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar