Barakallahu fiikum

Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal."
(QS. Yusuf: 111)

Total Tayangan Halaman

Selasa, 13 Oktober 2009

KETELADANAN DARI ASY-SYAIKH IBN BAZ (3)

"Ya, saya Abdul 'Aziz bin Baz"

Shaleh bin Rasyid Al-Huwaimil bercerita tentang kewibawaan orang-orang yang mulia:
Suatu hari, seorang jamaah haji dari Rusia mendatangi kediaman Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz di Mina, dan ketika melihat beliau orang itu berkata, "Apakah anda Asy-Syaikh Ibnu Baz?" Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz pun menjawab dengan ramah, "Ya, saya Abdul 'Aziz bin Baz."

jamaah haji itupun mengucapkan salam, mendekat kepada beliau dan mencium pipi beliau. Ia berkata, "Demi Allah, saya selalu berdoa kepada Allah agar tidak mematikan saya sebelum bertemu dengan anda." (Mawaqif Madhiah fi Hayat Al-Imam 'Abdul 'Aziz bin Baz, hal. 12-13)


"...itu semua adalah atas hidayah dari Alah dan kemudian atas pengaruh buku anda yang kami baca..."

Asy-Syaikh Badar bin Nadir Al-Masyari menceritakan:
Saya teringat ketika ada sebuah surat datang dari seorang wanita Philipina yang dibacakan kepada Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz. Wanita itu menulis:
"Saya dulunya adalah seorang penganut kristen dan kemudian masuk Islam, begitupun keluargaku (mereka kini masuk Islam) -di mana itu semua adalah atas hidayah dari Allah dan kemudian atas pengaruh buku anda yang kami baca..."

Sampai di sini Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz merasa demikian terharu dan beliau pun menangis. (Mawaqif Madhiah fi Hayat Al-Imam 'Abdul 'Aziz bin Baz, hal. 13)


Setiap Tamu Diajak Makan Malam

Fahd Al-Bakran menceritakan:
Telah banyak diceritakan bahwa bila seseorang ingin berpamitan dari bertamu kepada Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz di malam hari, maka beliau pun akan segera meminta orang tersebut tinggal lebih dulu untuk diajak makan malam bersama beliau. Inilah kebiasaan beliau terhadap semua orang yang datang ke rumah beliau. Jika orang tersebut menolak, maka beliau akan berkata, "Bila engkau menolak maka hendaknya engkau takut kepadanya (yakni kepada istri beliau yang telah membuat makanan tersebut). Baiknya engkau tinggal dan makan bersama kami."

Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada beliau dan memasukkan beliau ke dalam jannah-Nya. Amin. (Mawaqif Madhiah fi Hayat Al-Imam 'Abdul 'Aziz bin Baz, hal. 13)


"Sesungguhnya Allah itu Maha Pemurah dan senantiasa memberi kemudahan pada semua perkara yang telah ditetapkan-Nya."

Asy-Syaikh Muhammad bin Abdullah bin Baz (saudara laki-laki Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz) menceritakan:
Saudara kandungku, Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz, senantiasa berusaha menjaga hubungan silaturrahim (tali kekeluargaan) dengan saya dan dengan orang tua semenjak beliau masih muda.

Beliau selalu mengunjungiku secara teratur, bertanya tentang keadaanku, dan mencium keningku bila beliau datang ke tempat saya (daerah Al-Badi'ah Al-Qadimah, Riyadh).

Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz juga selalu menanyakan anak-anak saya dan mendorong anak-anak beliau agar mengunjungiku, semoga Allah merahmati Abu Abdillah (Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz).

Semenjak muda beliau senang menuntut ilmu, senang bergaul dengan para ulama,
dan menolong mereka. Seperti kebiasaan beliau yang sering meminta kepada ibunya agar beliau bisa membawa teman-temannya sesama penuntut ilmu untuk makan siang atau makan malam bersama.

Saat itu saya pernah bertanya kepada saudaraku itu: "Mengapa engkau sering berbuat demikian?" Beliau rahimahullah menjawab: "Sesungguhnya Allah itu Maha Pemurah dan senantiasa memberi kemudahan pada semua perkara yang telah ditetapkan-Nya." (Mawaqif Madhiah fi Hayat Al-Imam 'Abdul 'Aziz bin Baz, hal. 29)


Sumber: Untaian Mutiara Kehidupan Ulama Ahlus Sunnah, oleh Abu Abdillah Alercon, dll (www.fatwaonline.com), penerbit Qaulan Karima, hal. 30-32.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar