Barakallahu fiikum

Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal."
(QS. Yusuf: 111)

Total Tayangan Halaman

Selasa, 13 Oktober 2009

KETELADANAN DARI ASY-SYAIKH AL-ALBANI -3

Mimpi Seorang Wanita

Diceritakan, suatu kali ada seorang saudara wanita dari Aljazair menelpon Asy-Syaikh Al-Albani dan berkata, "Wahai Syaikh saya ingin menyampaikan sebuah berita." Asy-Syaikh Al-Albani berkata, "Semoga Allah merahmati engkau dengan berita yang baik." Wanita itu berkata, "Salah seorang saudara wanita kam telah bermimpi dan saya akan menceritakan mimpi itu kepada anda." Asy-Syaikh Al-Albani berkata, "Semoga dalam mimpi itu ia mendapatkan kebaikan."

Wanita itu berkata, "Wahai Syaikh, apakah dibenarkan ketika ada seseorang yang menceritakan mimpinya kepada anda kemudian anda berkata: 'Semoga ia mendapatkan kebaikan dengan mimpinya.' Apakah hal ini ada Sunnahnya?" Asy-Syaikh Al-Albani menjawab, "Tidak, hal ini bukan dari Sunnah, tapi tidak mengapa mengatakan demekian."

Wanita itu berkata, "Saudara perempuan ini melihat dirinya di sebuah balkon sedang memandang ke sebuah jalan kecil. Di jalan kecil ini ia melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sesuai dengan penggambaran yang dia ketahui. Kemudian ia melihat aku sedang berdiri di depan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan ia melihat Nabi tersenyum kepadaku dan aku pun tersenyum kepada beliau. Kemudian aku memanggil dia, "Ayo ke sini, gabung dengan kami."

Ketika datang dia bertanya, "Siapa yang sedang kamu perhatikan?" Aku berkata, "Lihatlah orang yang sedang memandang ke sini." Maka dia pun melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau tersenyum dan berjalang. Kami kemudian berjalan bersama. Ketika itulah kami melihat shallallahu 'alaihi wasallam berada di jalan yang sama dengan kami. Kami pun memberi salam dan beliau menjawabnya.

Asy-Syaikh Al-Albani bertanya, "Apakah kalian melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam?" Kami menjawab, "Ya, kami melihatnya." Saudara perempuanku bertanya, "Siapa dia?" Aku menjawab, "Beliau adalah Asy-Syaikh Al-Albani." (selesai)

Wanita yang menelpon Asy-Syaikh Al-Albani berkata, "Aku memohon kepada Allah agar Dia menjadikan berita ini sebagai kebaikan bagi anda wahai Syaikh, sehingga saya ingin menyampaikannya. Insya Allah ini adalah berita baik, bahwa anda adalah seorang ulama yang berjalan di atas Sunnah, insya Allah. Apa tanggapan anda terhadap berita ini, wahai Syaikh?"

Sampai di sini Asy-Syaikh Al-Albani tidak berkata apapun, sebaliknya air mata beliau malah mengalir di wajahnya dan beliau pun menangis. Dua orang laki-laki yang sedang bersama beliau kemudian disuruh keluar. (Muhaddits Al-'Asr Muhammad Nashiruddin Al-Albani, hal. 40)


Kesedihan Asy-Syaikh Al-Albani atas Meninggalnya Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz

Berikut cerita dari Asy-Syaikh Ali Hasan Al-Halabi hafidzahullah saat mengabarkan kematian Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz kepada Asy-Syaikh Al-Albani.

Di hari yang sama dari meninggalnya Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz rahimahullah, saya menemui guruku Asy-Syaikh Al-Allammah Al-Muhaddits Abu Abdirrahman Muhammad Nashiruddin Al-Albani untuk mengabarkan berita meninggalnya Yang Mulia Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz (semoga Allah meninggikan derajat beliau di sisi-Nya). Saya tidak melihat reaksi apapun kecuali air mata beliau menetes. Sambil menarik napas panjang, beliau berkata pelan:
"Innalillahi wa inna ilaihi raji'un, Allahumma ajurni fi musibati wakhlifni khairan minha..."

"Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, berilah balasan (yang baik) atas musibah yang menimpa kami dan berilah kami ganti dengan yang lebih baik." (Mulhaq Al-Ashalah fi Wafat Mujaddid Al-Qam wa Muhaddits Al-'Asr, 25 Jumadil Akhir 1420, hal. 3)


Sumber: Untaian Mutiara Kehidupan Ulama Ahlus Sunnah, oleh Abu Abdillah Alercon, dll (www.fatwaonline.com), penerbit Qaulan Karima, hal. 55-57.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar