Barakallahu fiikum

Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal."
(QS. Yusuf: 111)

Total Tayangan Halaman

Selasa, 13 Oktober 2009

KETELADANAN DARI ASY-SYAIKH IBN BAZ (5)

"Di mana Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz dan kapan beliau datang?"

Dr. Muhammad bin Sa'ad Asy-Syuway'ir menceritakan:
Pada musim haji tahun 1406 H (1996), rombongan jamaah haji pertama yang tiba ke Saudi Arabia adalah dari negara Cina dan di antara mereka terdapat sejumlah ustadz (dari Cina) yang melakukan kunjungan kepada Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz. Kepala rombongan adalah seorang lelaki yang sudah tua, lulusan dari Universitas Al-Azhar, Mesir. Ia memimpin rombongan yang berjumlah 7 orang. Setelah menyampaikan salam kepada hadirin, kepala rombongan itu bertanya kepada saya, "Di mana Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz dan kapan beliau datang?" Saya berkata, "Beliau ada di sebelah sana, orang yang baru saja anda beri salam."

Namun orang ini tidak percaya. Dalam bahasa Arab yang fasih dia berkata, "Saya ingin bertemu beliau sekarang." Maka saya jawab, "Beliau di sana," sambil saya menunjuk ke arah Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz.

Saya kemudian memberi tahu Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz tentang keinginan orang tersebut. Maka beliau pun dengan segera menghampiri orang itu. Saya lihat orang tua dari Cina itu memeluk dengan erat Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz sambil menangis. "Segala puji bagi Allah, Dzat yang telah mengabulkan keinginan saya untuk bertemu anda. Kami di Cina telah banyak mendengar tentang anda, yaitu perjuangan anda untuk kaum muslimin dan dorongan untuk mereka," katanya.

Salah seorang rombongan berkata, "Segala puji bagi Allah wahai Syaikh, di mana Dia telah menjadikan 10 tahun dalam umurku ini bersama-sama dengan anda (yakni dia telah masuk Islam setelah sebelumnya bukan Islam). Anda telah banyak memberi manfaat bagi Islam dan kaum muslimin, sebagaimana juga kepada saya yang hanya seorang anak manusia seperti yang lain dari anak-anak Islam."

Orang tua pimpinan rombongan pun menangis lagi dan memeluk kembali Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz, "Segala puji bagi Dzat yang telah mengijinkan saya untuk bertemu dengan anda sebelum saya mati. Saya telah lama menunggu kesempatan ini." (Mawaqif Madhiah fi Hayat Al-Imam 'Abdul 'Aziz bin Baz, hal. 8-9)


Hormat dan Cinta kepada Gurunya

Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz biasa menangis bila teringat kepada guru beliau, Asy-Syaikh Muhammad bin Abu Lathif Alu Asy-Syaikh rahimahullah. Dalam keadaan demikian maka beliau pun akan mendoakan gurunya itu. Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz mengatakan bahwa beliau tidak mengenal seorang manusia di muka bumi ini yang lebih berilmu dibanding gurunya, tidak ada yang lebih pandai dalam mengajar, dan gurunya juga seorang yang sangat perhatian terhadap murid-muridnya. Saat menceritakan hal ini biasanya kesedihan beliau akan berkurang dan beliau berdoa kepada Allah agar Dia merahmati gurunya. (Al-Ibriziyyah fi Tis'in Al-Baziyyah, hal. 97)


Membangunkan Anak-anaknya untuk Sholat Shubuh

Putra Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz, Ahmad, menceritakan:
Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz biasa membangunkan anak-anaknya melalui telepon internal agar mereka mengerjakan sholat Shubuh. Saat membangunkan itu biasanya beliau sambil berdoa:

"Alhamdulillahilladzi ahyanaa ba'da maa amaatanaa wa ilaihinnusyur."

"Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepada-Nya kami kembali."

Bila anak-anak beliau masih merasa mengantuk maka beliau akan meminta mereka mengulang-ulang bacaan doa tersebut sampai beliau yakin bahwa mereka telah benar-benar bangun. (Al-Imam bin Baz -Durus wa Mawaaqif wa 'Ibar- hal, 71)


Mimpi Seorang Shaleh

Seorang murid Asy-Syaikh Al-Albani menceritakan:
Ada seorang shaleh dari Siria yang bermimpi beberapa saat sebelum kematian Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz. Dalam mimpi, orang itu melihat dua bintang di langit yang bergerak dengan kecepatan tinggi menuju bumi. Bintang yang satu telah mencapai bumi, sementara yang satu lagi menunggu di dekat bumi.

Ketika bintang yang satu mencapai bumi, ia menimbulkan suara yang menggelegar dan orang-orang pun panik sambil bertanya, "Apa yang terjadi?"

Orang yang bermimpi itu kemudian terbangun dan kemudian menanyakan arti mimpinya kepada orang yang memahami tafsir mimpi. Mimpi itu ditafsirkan bahwa sesuatu akan terjadi yang menyebabkan manusia tersentak dan menimbulkan kesuraman. Kejadian itu akan diikuti oleh kejadian yang sama, yaitu oleh bintang yang kedua.

Beberapa waktu kemudian datang sebuah berita tentang kematian Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz yang tidak lama kemudian diikuti oleh Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani. (Al-Imam bin Baz -Durus wa Mawaaqif wa 'Ibar- hal, 98)


Hati-hati dalam Mengisi Waktu

Putra Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz yang bernama Ahmad menceritakan:
Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz adalah seorang yang sangat hati-hati dalam menghabiskan waktunya, dalam rangka menjadikan setiap detik dari waktu beliau memiliki nilai yang tinggi. Seperti saat sedang naik mobil, maka beliau akan mengisi waktu dengan kegiatan yang berkaitan dengan ilmu, menulis ataupun mendengarkan ceramah.

Buku-buku yang biasa dibaca Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz saat naik mobil antara lain Majmu' Fatawa Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim rahimahullah, Ighatsatul Lahfan karya Ibnu Al-Qayyim rahimahullah, Al-Iqna' Ibnu Al-Mundhir rahimahullah, Kitab Marwiyatal La'an fis-Sunnah. Juga beberapa kitab yang ukurannya lebih kecil. (Al-Imam bin Baz -Durus wa Mawaaqif wa 'Ibar- hal, 13)


Sumber: Untaian Mutiara Kehidupan Ulama Ahlus Sunnah, oleh Abu Abdillah Alercon, dll (www.fatwaonline.com), penerbit Qaulan Karima, hal. 35-38.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar