Barakallahu fiikum

Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal."
(QS. Yusuf: 111)

Total Tayangan Halaman

Selasa, 13 Oktober 2009

KETELADANAN DARI ASY-SYAIKH IBN BAZ (2)

"Saya datang ke Riyadh di malam yang dingin..."

Abdullah bin Muhammad Al-Mu'taz menceritakan: Asy-Syaikh Muhammad Hamid, Ketua Paguyuban Ashabul Yaman di negara Eretria berkisah:
Saya datang ke Riyadh di malam hari yang dingin dalam keadaan tidak punya uang untuk menyewa hotel. Saya kemudian berpikir untuk datang ke rumah Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz. Saat itu waktu menunjukkan pukul 03.00 pagi. Awalnya saya ragu, namun akhirnya saya putuskan untuk pergi ke rumah beliau.

Saya tiba di rumah beliau yang sederhana dan bertemu dengan seseorang yang tidur di pintu pagar. Setelah terbangun, ia membukakan pintu untukku. Saya memberi salam padanya dengan pelan sekali supaya tidak ada orang lain yang mendengarnya karena hari begitu larut.

Beberap saat kemudian aku melihat Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz berjalan menuruni tangga sambil membawa semangkuk makanan. Beliau mengucapkan salam dan memberikan makanan itu kepada saya. Beliau berkata, "Saya mendengar suara anda kemudian saya ambil makanan ini karena saya berpikiran anda belum makan malam ini."

Demi Allah, saya tidak bisa tidur malam itu, menangis karena telah mendapat perlakuan yang demikian baik. (Mawaqif Madhiah fi Hayat Al-Imam 'Abdul 'Aziz bin Baz, hal. 233)


"Demi Allah, beliau tidak pernah bercerita tentang hal itu..."

Doktor Nashir bin Misfir Az-Zahrani menceritakan:
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Atiq, salah seorang yang mendapat bantuan finansial dari Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz ditanya, "Pernahkah beliau bicara tentang gajinya, bagaimana beliau membelanjakannya atau sesuatu yang berkaitan dengan itu? Atau pernahkah beliau memberitahu anda berapa gaji beliau?"

Asy-Syaikh Abdurrahman menjawab, "Demi Allah, beliau tidak pernah bercerita tentang hal itu kepada saya, dan beliau pun tidak pernah membicarakan gaji orang lain." ((Mawaqif Madhiah fi Hayat Al-Imam 'Abdul 'Aziz bin Baz, hal. 223)


"Ya Syaikh, dia telah berkata tentang anda dan mencela anda..."

Dokter Nashir bin Misfir Az-Zahrani menceritakan:
Beberapa mahasiswa datang kepada Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz untuk melaporkan keadaan seseorang. Mereka menerangkan tentang kesalahan-kesalahan orang tersebut dan ketergelincirannya dalam beberapa penyimpangan. Maka beliaupun meminta asistennya untuk membuat catatan sehingga beliau nanti bisa menegur dan menasehati orang tersebut.

Sementara asistennya mencatat, salah seorang mahasiswa berkata, "Ya Syaikh, dia pernah berkata tentang anda dan mencela anda."

Seketika itu Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz meminta asistennya untuk berhenti mencatat karena beliau merasa bahwa apa yang akan dilakukan bisa dianggap sebagai tindakan balas dendam (karena orang itu telah mencela beliau). (Mawaqif Madhiah fi Hayat Al-Imam 'Abdul 'Aziz bin Baz, hal. 204)


"Orang inilah yang berkata begini dan begitu tentang anda"

Abdurrahman bin Muhammad Al-Baddah menceritakan:
Ada satu kejadian di mana Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz berbeda pendapat dalam sebuah permasalahan dengan seorang ulama dari luar Saudi. Suatu ketika ulama itu datang ke Saudi dan Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz mengundangnya untuk makan siang di rumahnya dan menjamunya. Dalam acara itu terdapat pula sejumlah pelajar (penuntut ilmu), yang kemudian berkata kepada Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz, "Orang ini yang telah berkata begini dan begitu tentang anda." Namun Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz meminta mereka untuk diam.

Beliau melanjutkan menemani tamunya, dan di akhir pertemuan Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz mengantar tamunya sampai ke depan pintu dan mengucapkan kalimat perpisahan. Maka tamu itu berkata, "Jika dikatakan kepada saya bahwa ada seseorang di muka bumi ini yang berasal dari generasi Salafus Shaleh, sungguh saya akan mengatakan bahwa beliaulah (yakni Asy-Syaikh Abdul 'Aziz bin Baz) orangnya." (Mawaqif Madhiah fi Hayat Al-Imam 'Abdul 'Aziz bin Baz, hal. 188)


Sumber: Untaian Mutiara Kehidupan Ulama Ahlus Sunnah, oleh Abu Abdillah Alercon, dll (www.fatwaonline.com), penerbit Qaulan Karima, hal. 27-29.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar